7 Mitos dan Fakta Seputar Pola Makan Diabetes yang Wajib Kamu Ketahui
Photo Source: Freepik/xb100
AdinJava - Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat erat kaitannya dengan pola makan. Artinya, kebiasaan makan kita sehari-hari bisa menjadi faktor penentu apakah tubuh akan tetap sehat atau justru berisiko terserang penyakit ini.
Sayangnya, di tengah masyarakat masih banyak beredar informasi yang salah, bahkan mitos seputar diabetes, khususnya mengenai makanan.
Tak jarang, mitos tersebut membuat orang jadi salah kaprah. Ada yang terlalu ketat membatasi makanan hingga kehilangan nutrisi penting, ada pula yang justru merasa bebas makan apa saja karena mengandalkan obat.
Supaya tidak bingung lagi, yuk kita bahas mitos dan fakta seputar pola makan yang berhubungan dengan diabetes.
1. Sering Makan Gula Pasti Menyebabkan Diabetes
Banyak orang menyebut diabetes sebagai penyakit gula. Tak heran, muncul anggapan bahwa makan gula atau makanan manis adalah penyebab utama diabetes. Padahal, faktanya tidak sesederhana itu.
Konsumsi gula memang bisa berpengaruh pada sensitivitas insulin jika berlebihan, dan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko diabetes. Namun, bukan berarti kita harus benar-benar menghindari gula. Tubuh tetap memerlukan asupan energi dari karbohidrat sederhana dalam jumlah wajar.
Menurut rekomendasi kesehatan, batas aman konsumsi gula harian adalah maksimal 50 gram per hari atau sekitar 4 sendok makan. Jika dikendalikan, gula tidak akan langsung membuat seseorang terkena diabetes. Jadi, kuncinya bukan menghapus gula sama sekali, melainkan mengatur porsinya.
2. Penderita Diabetes Harus Punya Banyak Aturan Makan yang Rumit
Ada anggapan bahwa penderita diabetes harus menjalani aturan diet yang super ketat dan membingungkan. Misalnya, dilarang makan ini-itu, semua harus dihitung dengan detail, hingga membuat stres sendiri.
Faktanya, pola makan bagi penderita diabetes sebenarnya sederhana: seimbang dan teratur.
Mereka hanya perlu memperhatikan:
-
Porsi makanan, agar kalori tidak berlebihan.
-
Jenis makanan, lebih banyak serat, protein, serta batasi gula dan lemak jenuh.
-
Waktu makan, supaya kadar gula darah stabil.
Dengan kata lain, penderita diabetes tetap bisa makan berbagai jenis makanan, hanya saja porsinya lebih terkendali.
3. Karbohidrat Itu Berbahaya bagi Penderita Diabetes
Banyak penderita diabetes jadi takut makan nasi, roti, atau sumber karbohidrat lain karena dianggap akan langsung menaikkan gula darah. Akibatnya, mereka benar-benar menghindari karbohidrat.
Padahal, karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, termasuk penderita diabetes. Yang penting adalah memilih jenis karbohidrat yang tepat dan mengatur porsinya.
-
Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, ubi, atau roti gandum.
-
Kurangi karbohidrat sederhana yang cepat meningkatkan gula darah seperti nasi putih berlebihan, mie instan, atau roti manis.
Jadi, bukannya menghindari karbohidrat sama sekali, penderita diabetes tetap perlu mengonsumsinya dengan bijak agar energi tubuh tetap stabil.
4. Obat Diabetes Membuat Bebas Makan Apa Saja
Ada mitos yang cukup berbahaya: penderita diabetes merasa aman mengonsumsi makanan apapun asalkan sudah minum obat atau menggunakan suntik insulin.
Faktanya, obat diabetes hanya berfungsi membantu mengendalikan kadar gula darah, bukan sebagai "penetralisir" makanan yang tidak sehat. Jika penderita tetap makan berlebihan, apalagi banyak makanan tinggi gula dan lemak, risiko komplikasi tetap tinggi.
Jadi, meski sudah minum obat atau insulin, pola makan sehat tetap wajib dijaga. Obat dan pola hidup sehat harus berjalan seiring agar diabetes bisa terkendali.
5. Penderita Diabetes Tidak Boleh Menyentuh Makanan Pencuci Mulut
Es krim, kue, biskuit manis, atau camilan pencuci mulut sering dianggap "haram" bagi penderita diabetes. Memang benar, makanan ini bisa meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan.
Namun, faktanya bukan berarti penderita diabetes sama sekali tidak boleh menyentuhnya. Mereka masih bisa menikmati makanan pencuci mulut sesekali, asalkan dengan porsi kecil. Misalnya, berbagi kue dengan teman atau hanya mengambil sedikit es krim.
Triknya adalah kontrol porsi dan jangan terlalu sering. Selain itu, bisa memilih versi yang lebih sehat, seperti kue rendah gula atau es krim rendah kalori.
6. Pemanis Buatan Selalu Berbahaya untuk Diabetes
Pemanis buatan sering kali menimbulkan kontroversi. Ada yang bilang bisa menjadi alternatif aman, ada juga yang menyebut berbahaya.
Faktanya, beberapa pemanis buatan seperti aspartame, sukralosa, atau stevia sudah dinyatakan aman dalam batas wajar. Namun, tidak semua orang cocok mengonsumsinya. Karena itu, penderita diabetes sebaiknya konsultasi dulu ke dokter untuk memastikan apakah pemanis buatan aman bagi kondisinya.
Jadi, bukan berarti semua pemanis buatan otomatis berbahaya, tapi penggunaannya tetap harus bijak.
7. Penderita Diabetes Sebaiknya Makan Catering Khusus Saja
Ada juga anggapan bahwa penderita diabetes sebaiknya makan dari catering khusus supaya lebih aman. Memang benar, beberapa catering menyediakan menu sehat yang sudah dihitung nutrisinya. Namun, bukan berarti satu-satunya pilihan.
Faktanya, penderita diabetes tetap bisa makan makanan rumahan biasa. Kuncinya adalah lebih cermat memilih bahan, cara memasak, serta mengatur porsi. Misalnya:
-
Lebih banyak sayuran dan protein tanpa lemak.
-
Kurangi gorengan atau makanan tinggi minyak.
-
Batasi gula dan garam.
Dengan pengetahuan sederhana, penderita diabetes tetap bisa menikmati makanan sehat tanpa harus selalu mengandalkan catering.
Kesimpulan
Dari berbagai mitos dan fakta di atas, kita bisa melihat bahwa pola makan penderita diabetes tidak serumit yang dibayangkan.
Mereka tetap bisa makan enak, tetap bisa menikmati karbohidrat, bahkan sesekali camilan manis. Yang terpenting adalah keseimbangan, porsi yang terkontrol, dan pemilihan bahan makanan yang lebih sehat.
Jadi, jangan mudah percaya pada mitos. Jika masih ragu, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapat panduan yang tepat. Dengan pola makan yang benar, penderita diabetes bisa tetap hidup sehat, aktif, dan terhindar dari komplikasi serius.***