7 Penyebab Perdarahan pada Puting Payudara: Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus ke Dokter
AdinJava - Perdarahan pada tubuh bisa terjadi di bagian mana saja, tidak hanya di kulit yang terluka seperti tangan atau kaki. Bahkan di area yang sensitif sekalipun, seperti puting payudara, perdarahan bisa muncul dan menimbulkan rasa khawatir.
Kondisi ini memang jarang terjadi, tetapi ketika darah keluar dari puting, baik sedikit maupun banyak, hal tersebut dapat menjadi tanda adanya gangguan serius yang membutuhkan pemeriksaan medis segera.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai penyebab perdarahan pada puting payudara, gejala yang perlu diwaspadai, serta kapan harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Mengapa Puting Payudara Bisa Berdarah?
Puting payudara merupakan bagian tubuh yang cukup sensitif karena di dalamnya terdapat saluran susu (ductus lactiferous), pembuluh darah halus, saraf, serta jaringan kulit. Faktor apa pun yang memengaruhi struktur ini dapat menyebabkan iritasi hingga perdarahan.
Meski tidak semua kasus menandakan penyakit berbahaya, perdarahan pada puting tetap tidak boleh dianggap sepele. Ada beberapa kondisi medis yang bisa menjadi penyebab utamanya.
Penyebab Perdarahan pada Puting Payudara
1. Penyakit Paget
Penyakit Paget adalah bentuk kanker langka yang menyerang puting payudara. Sekitar 1–4% wanita dengan kanker payudara mengalami penyakit ini.
Gejalanya sering menyerupai eksim atau psoriasis, yaitu kulit puting tampak merah, bersisik, meradang, dan terasa nyeri saat disentuh. Dalam kondisi tertentu, puting juga bisa mengeluarkan cairan berdarah.
Dokter biasanya menyarankan biopsi jika ditemukan gejala mirip Paget untuk memastikan ada tidaknya sel kanker.
2. Infeksi Candida
Ibu menyusui rentan mengalami masalah pada puting akibat gigitan bayi atau luka kecil. Luka ini bisa menjadi pintu masuk jamur Candida albicans.
Gejala infeksi candida pada puting meliputi:
-
Rasa nyeri tajam dan panas pada puting.
-
Kulit areola mudah mengelupas.
-
Kadang disertai keluarnya cairan bercampur darah.
Jika tidak segera diobati, infeksi dapat menjalar ke saluran ASI dan menyebabkan payudara membengkak.
3. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang biasanya terjadi pada wanita menyusui, tetapi juga bisa dialami pria.
Faktor risiko mastitis antara lain:
-
Obesitas.
-
Riwayat melahirkan.
-
Kebiasaan merokok.
-
Diabetes.
Gejalanya berupa nyeri hebat, pembengkakan, kemerahan, dan kadang disertai perdarahan dari puting. Pengobatan meliputi antibiotik, kompres hangat, dan obat pereda nyeri.
4. Duct Ectasia
Kondisi ini terjadi ketika saluran susu tersumbat dan melebar, menyebabkan cairan keluar dari puting. Cairan bisa berupa bening, kuning, hijau, hingga bercampur darah.
Meskipun bukan kanker, duct ectasia menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama saat payudara bergesekan dengan pakaian. Wanita mendekati usia menopause lebih berisiko mengalami kondisi ini.
5. Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit akibat alergi atau iritasi, misalnya karena sabun, detergen, atau parfum.
Pada puting, dermatitis menyebabkan gatal, kemerahan, hingga luka yang mudah berdarah saat tergesek pakaian. Bila tidak ditangani, luka dapat terinfeksi dan memperparah perdarahan.
6. Intraductal Papilloma
Intraductal papilloma adalah tumor jinak di saluran susu yang sering menyebabkan cairan bercampur darah keluar dari puting.
Ciri khasnya:
-
Terjadi pada wanita usia 35–55 tahun.
-
Cairan biasanya keluar hanya dari satu payudara.
-
Bisa menimbulkan rasa nyeri atau benjolan kecil di sekitar areola.
Meski bukan kanker, pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis.
7. Kanker Payudara
Perdarahan dari puting juga bisa menjadi gejala kanker payudara stadium lanjut. Kondisi ini terjadi ketika sel kanker sudah merusak saluran susu atau jaringan sekitar puting.
Tanda-tanda lain kanker payudara meliputi:
-
Pembengkakan tidak normal pada salah satu payudara.
-
Cairan berbau tidak sedap keluar dari puting.
-
Puting terasa nyeri bahkan saat tidak disentuh.
-
Benjolan di payudara yang terus membesar.
Jika gejala ini muncul, segera lakukan pemeriksaan medis seperti mamografi atau biopsi.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Selain darah yang keluar dari puting, beberapa gejala berikut bisa menjadi tanda masalah serius:
-
Bercak darah berulang di pakaian atau bra.
-
Perubahan warna areola, misalnya menjadi lebih gelap, pucat, atau tidak merata.
-
Cairan berbau tidak sedap keluar dari puting selain darah.
-
Benjolan di payudara yang terasa nyeri.
-
Puting tertarik ke dalam (inverted nipple) atau berubah bentuk.
Kapan Harus ke Dokter?
Tidak semua perdarahan pada puting berbahaya. Namun, Anda sebaiknya tidak menunda pemeriksaan medis jika mengalami hal-hal berikut:
-
Darah keluar lebih dari sekali, meski hanya sedikit.
-
Cairan berdarah hanya keluar dari satu puting.
-
Perdarahan disertai rasa nyeri, gatal, atau perubahan kulit.
-
Ada benjolan di payudara yang tidak kunjung hilang.
-
Perubahan bentuk atau tekstur payudara terjadi secara tiba-tiba.
Cara Pemeriksaan dan Diagnosis
Dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut untuk memastikan penyebab perdarahan:
-
Pemeriksaan fisik – memeriksa kondisi kulit puting dan payudara.
-
Tes laboratorium – menganalisis cairan yang keluar dari puting.
-
USG atau mamografi – untuk melihat kondisi jaringan payudara lebih dalam.
-
Biopsi – mengambil sampel jaringan untuk menyingkirkan kemungkinan kanker.
Pengobatan Perdarahan Puting
Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya:
-
Infeksi bakteri atau jamur → antibiotik atau antijamur.
-
Mastitis → antibiotik, kompres hangat, obat pereda nyeri.
-
Dermatitis → krim kortikosteroid atau antihistamin.
-
Intraductal papilloma → operasi kecil jika tumor mengganggu.
-
Kanker payudara → kombinasi operasi, kemoterapi, radiasi, atau terapi hormon.
Tips Mencegah Gangguan pada Puting
Meski tidak semua kasus bisa dicegah, beberapa langkah berikut dapat mengurangi risiko:
-
Gunakan bra yang nyaman dan tidak terlalu ketat.
-
Jaga kebersihan payudara, terutama setelah menyusui.
-
Hindari sabun atau deterjen yang keras pada area puting.
-
Segera obati luka kecil di sekitar puting agar tidak terinfeksi.
-
Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (breast self-exam) setiap bulan.
Kesimpulan
Perdarahan pada puting payudara adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan. Meski bisa disebabkan oleh hal ringan seperti iritasi atau infeksi, perdarahan juga bisa menjadi tanda penyakit serius seperti intraductal papilloma, penyakit Paget, hingga kanker payudara.
Segera lakukan pemeriksaan medis jika perdarahan terjadi berulang, disertai perubahan bentuk payudara, muncul benjolan, atau keluar cairan berbau tidak sedap. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
📌 Catatan: Artikel ini hanya bersifat edukasi dan bukan pengganti konsultasi medis langsung. Jika Anda atau orang terdekat mengalami perdarahan pada puting, segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.