Sakit Kepala Bagian Belakang: Apakah Benar Terkait Kolesterol dan Hipertensi? Ini Dia 7 Penyebabnya
![]() |
Image by Robin Higgins from Pixabay |
serkit-sehat - Hampir semua orang pasti pernah merasakan sakit kepala bagian belakang. Rasa nyeri ini bisa datang tiba-tiba, membuat aktivitas terganggu, lalu mereda begitu saja tanpa pengobatan khusus.
Tidak sedikit yang mengaitkan kondisi ini dengan penyakit serius seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) atau kolesterol tinggi. Namun, apakah benar dua kondisi kesehatan itu selalu menjadi penyebab utama?
Faktanya, sakit kepala di bagian belakang kepala bisa disebabkan oleh banyak faktor. Memang benar, hipertensi dan kolesterol tinggi termasuk dalam kategori silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala nyata sebelum akhirnya menimbulkan komplikasi berbahaya. Namun, sakit kepala belakang tidak otomatis menjadi tanda pasti dari kedua penyakit tersebut.
Mari kita bahas lebih dalam tentang berbagai penyebab sakit kepala belakang, faktor risikonya, dan kapan kita sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Mengapa Sakit Kepala Belakang Bisa Terjadi?
Sakit kepala bukanlah penyakit, melainkan gejala. Tubuh kita sedang memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Berikut beberapa penyebab umum yang sering luput dari perhatian:
1. Postur Tubuh yang Buruk
Di era digital, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar ponsel atau komputer dengan posisi duduk yang salah—membungkuk, menunduk terlalu lama, atau bahu yang tidak rileks.
Kondisi ini membuat otot leher dan bahu tegang sehingga aliran darah ke otak terganggu. Akibatnya, muncullah sakit kepala belakang yang sering dianggap sepele.
2. Sakit Kepala Tipe Tension
Jenis sakit kepala ini cukup sering dialami orang dewasa. Ciri khasnya adalah sensasi tertekan atau nyeri di sekitar kepala, terutama bagian belakang.
Faktor pemicunya bisa berupa stres berlebihan, kelelahan, cahaya terlalu terang, atau kurang minum air. Jika sering dibiarkan, tension headache bisa menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
3. Peradangan Pembuluh Darah (Giant Cell Arteritis)
Meski jarang, kondisi medis ini cukup serius. Peradangan pada pembuluh darah di area kepala dan sekitar mata dapat menimbulkan rasa nyeri tajam di belakang kepala. Tanpa penanganan, giant cell arteritis berisiko menyebabkan komplikasi pada penglihatan dan kesehatan otak.
4. Masalah pada Otot atau Tulang Leher
Leher adalah bagian tubuh yang menopang kepala setiap saat. Jika otot leher mengalami kejang, cedera, atau tulang leher bermasalah, maka sakit kepala belakang bisa muncul. Bahkan, kebiasaan sederhana seperti tidur dengan posisi bantal yang tidak tepat bisa memperparah kondisi ini.
5. Perdarahan di Dalam Otak
Sakit kepala mendadak dan sangat hebat bisa menjadi tanda adanya perdarahan subarachnoid, yaitu perdarahan di dalam otak. Penyebabnya bisa beragam, seperti cedera kepala atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini darurat medis yang membutuhkan pemeriksaan segera melalui CT-Scan.
6. Migrain
Banyak orang menganggap migrain hanya menyerang bagian depan atau samping kepala. Padahal, migrain juga bisa menimbulkan nyeri di bagian belakang kepala, bahkan disertai gejala tambahan seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Migrain sering dipicu oleh pola makan yang buruk, konsumsi makanan tinggi MSG, garam berlebih, hingga kelelahan akibat olahraga berlebihan.
7. Tumor Otak
Meski jarang, sakit kepala belakang yang berlangsung lama, semakin parah, dan disertai gejala lain seperti gangguan penglihatan atau kesulitan berbicara, bisa menjadi tanda adanya tumor. Kondisi ini jelas membutuhkan pemeriksaan medis lanjutan.
Apakah Kolesterol Tinggi dan Hipertensi Bisa Menjadi Penyebab?
Jawabannya: bisa, tetapi tidak selalu.
-
Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah menegang dan meningkatkan tekanan pada otak, sehingga memicu sakit kepala. Namun, tidak semua penderita hipertensi mengalami sakit kepala sebagai gejala utamanya.
-
Kolesterol tinggi biasanya tidak langsung menimbulkan nyeri kepala. Tetapi, jika kadar kolesterol menyebabkan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), aliran darah ke otak bisa terganggu dan berpotensi menimbulkan sakit kepala.
Jadi, meski keduanya mungkin berhubungan, sakit kepala belakang tidak otomatis menandakan seseorang menderita kolesterol tinggi atau hipertensi. Pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk memastikan penyebab sebenarnya.
Kapan Harus Waspada dan Periksa ke Dokter?
Sakit kepala belakang yang sesekali muncul mungkin tidak berbahaya. Namun, ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai, antara lain:
-
Nyeri kepala mendadak dan sangat hebat.
-
Nyeri yang semakin lama semakin parah dan tidak membaik dengan obat pereda nyeri.
-
Disertai gejala lain seperti mual, muntah hebat, gangguan penglihatan, kelemahan anggota tubuh, atau kesulitan berbicara.
-
Riwayat cedera kepala sebelumnya.
-
Sakit kepala yang sering kambuh tanpa sebab jelas.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Cara Mengurangi dan Mencegah Sakit Kepala Belakang
Beberapa langkah sederhana berikut bisa membantu mengurangi risiko dan mencegah sakit kepala kembali datang:
-
Perbaiki postur tubuh saat duduk atau berdiri. Gunakan kursi ergonomis dan posisikan layar komputer sejajar dengan mata.
-
Kelola stres dengan relaksasi, meditasi, atau olahraga ringan.
-
Cukupi kebutuhan cairan dengan minum air minimal 8 gelas sehari.
-
Tidur cukup dan berkualitas, hindari begadang.
-
Kurangi konsumsi makanan tinggi MSG, garam, dan lemak jenuh.
-
Olahraga teratur tetapi jangan berlebihan.
-
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan kondisi tubuh secara keseluruhan.
Kesimpulan
Sakit kepala bagian belakang bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari postur tubuh yang buruk, ketegangan otot, migrain, hingga kondisi medis serius seperti perdarahan otak atau tumor.
Hipertensi dan kolesterol tinggi memang bisa berperan, tetapi bukan satu-satunya penyebab.
Yang paling penting adalah tidak mengabaikan sinyal tubuh. Jika sakit kepala datang berulang, semakin parah, atau disertai gejala lain, segera lakukan pemeriksaan medis.
Untuk pembahasan lebih lengkap mengenai kesehatan dan gaya hidup sehat, Anda bisa mengunjungi:
👉 serkit-sehat