Tools:
Powered by AdinJava

Waspada Alergi Dingin atau Cold Urticaria, Kenali Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya

Table of Contents
alergi-dingin-doktersehat

Serkit-Sehat – Alergi dingin atau cold urticaria menjadi salah satu kondisi medis yang sering diabaikan padahal bisa berakibat serius. Reaksi ini muncul ketika tubuh terpapar udara dingin, air dingin, atau perubahan suhu drastis, terutama pada pagi hari.

Gejala umum alergi dingin meliputi kemerahan, rasa gatal, hingga ruam biduran. Pada kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami sesak napas, pembengkakan pada tenggorokan, hingga reaksi anafilaksis yang berpotensi mengancam nyawa.


Penyebab Alergi Dingin

Ada beberapa faktor yang memicu alergi dingin, di antaranya:

  1. Penyakit dasar tertentu – misalnya hepatitis, penyakit autoimun, atau kanker.

  2. Infeksi – mereka yang baru sembuh dari pneumonia atau radang paru-paru lebih berisiko.

  3. Genetik – sebagian kasus terjadi karena diturunkan dari orang tua ke anak.


Faktor Risiko Alergi Dingin

Selain penyebab di atas, ada faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan mengalami alergi dingin, seperti:

  • Orang dewasa muda, yang menjadi kelompok paling sering terkena alergi dingin primer.

  • Masalah kesehatan lain seperti penyakit hati atau keganasan, yang biasanya memicu alergi dingin sekunder.


Gejala Alergi Dingin yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala umum yang kerap muncul, antara lain:

  • Kulit memerah, bengkak, dan gatal setelah terkena es batu atau suhu dingin.

  • Ruam biduran berwarna merah, kecil, namun bisa meluas membentuk pola lebih besar.

  • Bengkak di bibir dan tenggorokan setelah mengonsumsi makanan atau minuman dingin.

  • Sesak napas, pusing, hingga hilang kesadaran pada kasus berat.

Jika alergi dingin memicu pembengkakan di tenggorokan atau reaksi anafilaksis, kondisi ini tergolong darurat medis yang harus segera ditangani di rumah sakit.


Diagnosis Alergi Dingin

Dokter biasanya melakukan wawancara medis sekaligus pemeriksaan kulit. Salah satu metode yang umum digunakan adalah tes es batu, yaitu dengan menempelkan es pada kulit selama 2–5 menit. Jika muncul benjolan merah beberapa menit setelah es diangkat, berarti pasien positif mengalami alergi dingin.


Cara Mengatasi Alergi Dingin

Hingga kini, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan alergi dingin sepenuhnya. Namun, beberapa langkah bisa membantu meringankan gejala:

  • Mengonsumsi antihistamin untuk mengurangi rasa gatal dan biduran.

  • Obat resep dokter seperti cyproheptadine, omalizumab, atau doxepin jika gejala tidak terkendali.

  • Terapi tambahan seperti antagonis leukotrien, ciclosporin, kortikosteroid, antibiotik oral, hingga hormon sintetis.

  • Membawa EpiPen atau pena epinefrin bagi penderita dengan risiko anafilaksis untuk penanganan darurat.


Cara Mencegah Alergi Dingin

Alergi dingin dapat kambuh berulang kali, sehingga pencegahan sangat penting. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Hindari makanan atau minuman dingin agar tenggorokan tidak bengkak.

  • Gunakan jaket, syal, atau mantel tebal ketika berada di suhu dingin.

  • Konsumsi obat sesuai anjuran dokter, jangan berhenti hanya karena gejala mereda.

  • Beri tahu dokter sebelum tindakan medis atau operasi agar risiko alergi dingin bisa diantisipasi.

  • Segera ke IGD jika mengalami gejala serius seperti sulit bernapas, bengkak pada wajah, atau pusing mendadak.