Bahaya Tersembunyi di Balik Bubble Tea: Kisah Remaja Tiongkok yang Hampir Kehilangan Nyawa
![]() |
Photo Source: Flickr/ljguitar |
Serkit Sehat - Bubble tea atau yang sering disebut boba kini bukan lagi sekadar minuman, melainkan sudah menjadi tren global.
Minuman manis dengan campuran susu, teh, dan bola-bola kenyal dari tapioka ini begitu populer terutama di kalangan anak muda.
Rasanya yang unik, teksturnya yang menarik, serta tampilannya yang estetik membuat banyak orang rela antre panjang hanya untuk mendapatkannya.
Namun di balik kepopulerannya, pakar kesehatan telah lama mengingatkan bahwa bubble tea menyimpan risiko serius bagi tubuh. Kandungan gula, kalori, lemak, hingga bahan tambahan di dalamnya bisa menimbulkan dampak buruk jika dikonsumsi berlebihan.
Salah satu bukti nyata betapa berbahayanya kebiasaan minum bubble tea terjadi pada seorang remaja asal Tiongkok bernama Xiao Ying. Kisahnya menjadi peringatan penting agar kita tidak meremehkan dampak minuman ini.
Kisah Xiao Ying: Bubble Tea Hampir Merenggut Nyawa
Xiao Ying, seorang remaja berusia 16 tahun dari Hangzhou, Tiongkok, awalnya dikenal sebagai anak yang ceria dan memiliki selera makan besar.
Namun, kebiasaan makannya jauh dari kata sehat. Ia hobi mengonsumsi gorengan, minuman bersoda, dan terutama bubble tea.
Bukan hanya sesekali, Xiao bahkan bisa meminum lebih dari satu gelas bubble tea setiap hari. Lambat laun, pola hidup ini membuat berat badannya melonjak drastis hingga mencapai 100 kilogram di usia belia.
Beberapa waktu sebelum jatuh sakit, Xiao mulai merasakan perubahan pada tubuhnya:
-
ia sering merasa haus berlebihan,
-
kehilangan nafsu makan,
-
hanya ingin minum terus-menerus,
-
tubuh terasa lemas, mual, hingga muntah.
Suatu hari, kondisinya semakin memburuk hingga ia pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter segera melakukan pemeriksaan intensif. Hasilnya sangat mengejutkan: kadar gula darah Xiao mencapai 124 mmol/L, padahal normalnya untuk remaja hanya sekitar 3,9–6,1 mmol/L. Artinya, gula darah Xiao 20 kali lipat lebih tinggi dari batas normal!
Dokter pun mendiagnosisnya dengan kondisi berbahaya bernama ketoasidosis diabetik. Ini adalah komplikasi serius dari diabetes, di mana tubuh tidak lagi mampu memproduksi insulin yang cukup. Akibatnya, gula darah melonjak drastis, elektrolit tubuh terganggu, dan jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada kematian.
Beruntung, nyawa Xiao berhasil diselamatkan. Namun kasus ini menjadi bukti nyata bahwa kebiasaan mengonsumsi bubble tea berlebihan bisa berakibat fatal.
Mengapa Bubble Tea Berbahaya?
Mungkin sebagian dari kita berpikir, “Ah, itu kan kasus ekstrem. Kalau cuma sesekali minum tidak masalah.” Memang benar, sesekali menikmati bubble tea tidak akan langsung membuat kita sakit. Namun, jika dijadikan kebiasaan sehari-hari, efeknya pada tubuh sangat nyata.
Berikut beberapa alasan mengapa bubble tea dianggap berbahaya oleh para ahli:
1. Tinggi Kandungan Gula
Satu porsi bubble tea rata-rata mengandung 34 gram gula. Padahal, menurut WHO, batas konsumsi gula harian untuk orang dewasa maksimal 50 gram, bahkan sebaiknya kurang dari 25 gram untuk menjaga kesehatan.
Artinya, dengan hanya satu gelas bubble tea, kita sudah hampir memenuhi batas maksimal gula harian, belum lagi ditambah gula dari makanan atau minuman lain. Kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.
2. Tinggi Kalori
Selain gula, bubble tea juga menyimpan 300–400 kalori per porsi. Jika ditambah topping ekstra, jumlah kalorinya bisa lebih tinggi lagi. Bayangkan jika dikonsumsi setiap hari tanpa diimbangi olahraga, maka kenaikan berat badan akan sulit dihindari.
3. Mengandung Lemak Trans
Beberapa varian bubble tea menggunakan krimer non-susu yang mengandung lemak trans. Jenis lemak ini dikenal sangat berbahaya karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL). Dampaknya, risiko penyakit jantung dan stroke meningkat signifikan.
4. Bola-Bola Kenyal Sulit Dicerna
Boba atau bola-bola kenyal yang menjadi ciri khas bubble tea dibuat dari tepung tapioka. Dalam jumlah besar, bola ini sulit dicerna oleh tubuh. Bahkan, beberapa produk mengandung pengawet atau zat pengental yang dapat memicu gangguan pencernaan, sembelit, hingga perut kembung.
5. Risiko Zat Berbahaya
Beberapa penelitian menemukan bahwa boba mengandung bifenil poliklorinasi (PCB), sejenis senyawa kimia yang berbahaya. Jika masuk ke tubuh dalam jumlah banyak, senyawa ini berpotensi meningkatkan risiko kanker hati dan melanoma.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Jika Anda atau orang terdekat mulai memiliki kebiasaan minum bubble tea setiap hari, perhatikan tanda-tanda berikut:
-
Mudah merasa haus berlebihan.
-
Sering buang air kecil.
-
Berat badan naik drastis atau justru turun tanpa sebab jelas.
-
Mudah lelah dan lesu.
-
Sering merasa mual atau sakit perut.
Gejala-gejala ini bisa jadi pertanda adanya gangguan metabolisme atau kadar gula darah yang tidak normal. Jangan diabaikan, segera lakukan pemeriksaan medis jika mengalaminya.
Cara Menikmati Bubble Tea dengan Lebih Sehat
Bagi penggemar bubble tea, mungkin sulit untuk langsung berhenti total. Namun ada beberapa cara untuk mengurangi dampak buruknya:
-
Batasi frekuensi konsumsi – misalnya hanya sekali dalam 1–2 minggu.
-
Pilih ukuran kecil daripada gelas besar.
-
Kurangi gula – banyak gerai bubble tea kini menyediakan pilihan gula 30% atau tanpa gula tambahan.
-
Batasi topping – semakin banyak topping, semakin tinggi kalori dan gula yang masuk.
-
Seimbangkan dengan pola makan sehat – perbanyak buah, sayur, dan air putih.
-
Rajin olahraga – agar kalori berlebih bisa terbakar dan metabolisme tetap sehat.
Kesimpulan
Bubble tea memang nikmat dan menyenangkan untuk dinikmati, tetapi jangan sampai terlena. Kasus tragis yang menimpa remaja Tiongkok, Xiao Ying, menjadi pengingat bahwa kebiasaan ini bisa berujung fatal.
Dengan kadar gula, kalori, dan lemak yang sangat tinggi, bubble tea sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Kunci utamanya adalah kendali diri. Sesekali menikmati tidak masalah, asalkan tetap menjaga keseimbangan pola makan, gaya hidup sehat, dan rutin berolahraga.
Ingat, kesehatan tubuh jauh lebih berharga daripada sekadar kepuasan sesaat. Untuk tips dan informasi kesehatan lainnya, kunjungi:
👉 AdinJava Tips