Minum Kopi Saat Stres: Menenangkan atau Justru Memperburuk Kondisi?
![]() |
Photo Source: Flickr/Susanne Nilsson |
Serkit Sehat - Banyak orang memilih kopi sebagai teman saat stres, tetapi penelitian menunjukkan kebiasaan ini bisa memperburuk kondisi mental dan fisik. Cari tahu kapan waktu terbaik minum kopi dan bagaimana cara aman menikmatinya.
Kopi: Teman Stres atau Pemicu Masalah Baru?
Kopi sudah lama menjadi bagian dari rutinitas banyak orang. Aromanya yang khas, rasa pahitnya yang menenangkan, serta efek stimulasinya membuat kopi identik dengan semangat, ide baru, dan produktivitas.
Tak heran, ketika stres melanda, banyak orang mencari secangkir kopi sebagai “pelarian singkat”. Mereka percaya kopi mampu mengusir kantuk, membuat lebih fokus, bahkan menghadirkan inspirasi.
Namun, pertanyaan pentingnya: apakah benar minum kopi saat stres itu baik untuk kesehatan? Ataukah justru memperburuk kondisi mental dan fisik kita?
Efek Minum Kopi Saat Stres
Meminum kopi memang memberikan rasa segar dan energi instan. Kafein di dalamnya bekerja dengan cara menghalangi adenosin, zat kimia otak yang memicu rasa kantuk. Alhasil, tubuh terasa lebih waspada dan penuh tenaga.
Sayangnya, ketika dikonsumsi dalam kondisi stres, kopi tidak sepenuhnya bersifat “penolong”. Justru sebaliknya, kopi dapat memicu lonjakan hormon kortisol, yaitu hormon stres utama dalam tubuh.
-
Kortisol meningkat → Tubuh terasa lebih berenergi, tetapi pada saat yang sama rasa cemas bisa bertambah.
-
Efek hanya sementara → Setelah euforia singkat hilang, muncul efek samping seperti gelisah, mudah panik, bahkan jantung berdebar-debar.
-
Kualitas tidur terganggu → Jika diminum sore atau malam, kopi bisa membuat sulit tidur, memperburuk kelelahan, dan menambah stres.
Pakar kesehatan Christopher Ochner dari Icahn School of Medicine, Mount Sinai, menegaskan bahwa kopi memang memberi semangat sesaat, tetapi efek jangka pendeknya bisa memperburuk kondisi stres yang sudah ada.
Mengapa Kopi Bisa Perburuk Stres?
Ada beberapa alasan utama mengapa kopi bukan teman yang tepat ketika sedang stres:
-
Peningkatan Kortisol Berlebihan
Hormon kortisol yang seharusnya membantu tubuh menghadapi tekanan justru melonjak terlalu tinggi dengan bantuan kafein. Ini membuat stres lebih sulit terkendali. -
Gangguan Sistem Saraf
Kafein menstimulasi sistem saraf pusat. Pada orang yang sedang stres, stimulasi berlebihan bisa memicu rasa gelisah, gugup, dan panik. -
Detak Jantung Tidak Stabil
Kopi dapat mempercepat denyut jantung. Pada kondisi stres, hal ini memperburuk keluhan seperti jantung berdebar atau dada terasa sesak. -
Susah Tidur
Stres sudah cukup menyulitkan tidur. Jika ditambah kopi, risiko insomnia meningkat. Kurang tidur akhirnya memperburuk kondisi mental dan memperbesar rasa lelah.
Kapan Sebaiknya Tidak Minum Kopi?
Selain saat stres, ada beberapa waktu yang sebaiknya dihindari untuk mengonsumsi kopi.
1. Saat Pagi Hari antara 08.00–09.00
Menurut Steven Miller dari University of Health Sciences, tubuh secara alami memproduksi kortisol tertinggi pada jam-jam ini. Jika kita minum kopi, kadar kortisol melonjak lebih tinggi lagi, berpotensi meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.
2. Setelah Pukul 14.00
Kopi yang diminum sore atau malam bisa mengganggu kualitas tidur. Efek stimulasinya dapat bertahan hingga 6–8 jam, sehingga mengganggu siklus istirahat alami tubuh.
3. Saat Tekanan Darah Tinggi
Bagi penderita hipertensi, kafein dalam kopi bisa meningkatkan tekanan darah lebih jauh. Ini membuat risiko serangan jantung dan stroke semakin besar.
Batas Aman Konsumsi Kopi
Meski kopi bisa memperburuk stres, bukan berarti kita tidak boleh meminumnya sama sekali. Kopi tetap bisa dinikmati, asalkan dengan porsi dan waktu yang tepat.
-
Maksimal 4 cangkir sehari (sekitar 400 mg kafein).
-
Jika sudah mengalami gejala sakit kepala, jantung berdebar, atau gelisah, turunkan dosis hingga 1–2 cangkir.
-
Hindari kopi setelah jam 14.00 agar tidur tetap berkualitas.
-
Sebaiknya konsumsi kopi tanpa gula berlebihan agar tidak menambah risiko obesitas dan diabetes.
Cara Mengatasi Stres Tanpa Kopi
Daripada bergantung pada kopi saat stres, ada banyak cara sehat lain yang bisa dilakukan untuk menenangkan pikiran:
-
Meditasi dan Pernapasan Dalam
Beberapa menit meditasi atau teknik pernapasan sederhana bisa menurunkan kadar stres lebih efektif dibandingkan secangkir kopi. -
Yoga atau Olahraga Ringan
Aktivitas fisik membantu tubuh melepaskan endorfin, hormon bahagia yang dapat meredakan stres. -
Tidur Cukup
Kualitas tidur yang baik berperan penting dalam menjaga kesehatan mental dan menurunkan stres. -
Berjalan di Alam Terbuka
Paparan hijau dan udara segar terbukti membantu menurunkan ketegangan mental.
Kopi: Sahabat atau Musuh?
Kopi bukanlah musuh mutlak bagi tubuh. Bahkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam batas wajar bisa membawa manfaat, seperti meningkatkan fokus, melindungi kesehatan otak, hingga menurunkan risiko beberapa penyakit.
Namun, masalah muncul ketika kopi dijadikan “pelarian” saat stres. Alih-alih menenangkan, kopi justru memperkuat gejala stres dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan lain, terutama pada jantung, tekanan darah, dan pola tidur.
Kesimpulan
Minum kopi saat stres mungkin terasa menenangkan sesaat, tetapi efek jangka pendeknya justru bisa memperburuk kondisi mental dan fisik.
Lonjakan hormon kortisol, rasa gelisah, insomnia, hingga jantung berdebar menjadi dampak yang perlu diwaspadai.
Meski demikian, kopi tetap boleh dinikmati asal dengan porsi wajar, waktu yang tepat, dan tanpa tambahan gula berlebihan.
Untuk mengatasi stres, sebaiknya kombinasikan dengan cara alami seperti olahraga, meditasi, tidur cukup, atau sekadar berjalan di alam terbuka.
Pada akhirnya, kopi bisa menjadi sahabat atau musuh, tergantung bagaimana kita menikmatinya.***