Pre-Workout: Manfaat, Efek Samping, dan Perlukah Kita Mengonsumsinya?
Serkit Sehat - Salah satu kebiasaan yang cukup populer di kalangan pecinta olahraga adalah mengonsumsi pre-workout. Baik dalam bentuk makanan, minuman, maupun suplemen, pre-workout dipercaya dapat membantu tubuh lebih siap menghadapi aktivitas fisik yang intens, baik di gym maupun saat berolahraga outdoor.
Tujuan utamanya sederhana: memberi energi tambahan, meningkatkan fokus, dan mendukung performa agar latihan berjalan lebih maksimal. Namun, di balik manfaatnya, pre-workout juga punya potensi efek samping yang tidak bisa dianggap sepele.
Mari kita bahas lebih detail mengenai manfaat, risiko, hingga apakah sebenarnya pre-workout benar-benar dibutuhkan oleh semua orang.
Manfaat Pre-Workout
Tidak semua orang merasa perlu mengonsumsi sesuatu sebelum berolahraga. Ada yang terbiasa olahraga pagi dalam keadaan perut kosong, sementara sebagian lain merasa butuh asupan energi lebih dulu agar performa lebih baik.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapat dari pre-workout:
1. Memberikan Energi Tambahan
Dengan energi yang cukup, tubuh lebih siap menghadapi berbagai gerakan olahraga, mulai dari kardio ringan hingga angkat beban yang berat. Suplemen atau makanan pre-workout membantu mengisi ulang tenaga sehingga latihan tidak terasa cepat melelahkan.
2. Meningkatkan Fokus
Olahraga pagi hari sering kali membuat tubuh masih terasa mengantuk atau kurang bersemangat. Beberapa orang mengatasinya dengan kafein dari kopi atau teh. Pre-workout yang mengandung kafein bisa membantu meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi, sehingga latihan lebih terarah.
3. Membantu Pembakaran Lemak
Beberapa jenis suplemen pre-workout diformulasikan untuk mendukung metabolisme tubuh. Dengan metabolisme yang lebih aktif, pembakaran lemak bisa meningkat sehingga membantu program penurunan berat badan.
4. Mendukung Pertumbuhan Otot
Kandungan tertentu dalam pre-workout, seperti BCAA (Branched-Chain Amino Acids), creatine, atau beta alanin, dapat merangsang pertumbuhan otot sekaligus mencegah kerusakan otot selama berolahraga. Ini sebabnya pre-workout populer di kalangan atlet maupun pecinta fitness.
Efek Samping Pre-Workout
Meski memiliki banyak manfaat, pre-workout tidak lepas dari efek samping. Beberapa orang mungkin merasakan reaksi tertentu, terutama jika dosisnya berlebihan atau tubuh tidak terbiasa.
Berikut beberapa efek samping yang umum terjadi:
1. Rasa Gelisah dan Tidak Nyaman
Kandungan kafein dalam pre-workout bisa memberi energi dan fokus, tetapi bagi sebagian orang, kafein berlebih justru menimbulkan masalah. Gejalanya bisa berupa gelisah, nyeri perut, jantung berdebar, mual, hingga sesak napas.
👉 Tips: jika tubuh tidak tahan kafein, pilih suplemen dengan dosis rendah atau kurangi konsumsinya.
2. Retensi Air dalam Tubuh
Suplemen seperti creatine dapat menyebabkan penumpukan air (water retention). Dampaknya, tubuh terasa kembung, perut tidak nyaman, bahkan terlihat lebih gemuk. Meski tidak berbahaya, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
👉 Tips: atur dosis creatine dan kombinasikan dengan olahraga yang cukup untuk mengurangi efek retensi air.
3. Nyeri atau Kesemutan di Otot
Beta alanin yang sering ditemukan dalam suplemen pre-workout berfungsi mengurangi keasaman otot sehingga latihan bisa lebih lama. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, zat ini dapat menimbulkan sensasi kesemutan atau rasa tidak nyaman pada saraf.
4. Gangguan Pencernaan
Magnesium, creatine, dan kafein yang terkandung dalam banyak produk pre-workout bisa memicu masalah pencernaan. Gejalanya mulai dari perut kembung, nyeri, hingga diare.
👉 Tips: jika pencernaan sensitif, sebaiknya mulai dari dosis kecil untuk melihat reaksi tubuh.
5. Pusing dan Sesak Napas
Beberapa suplemen, seperti citrulline atau BCAA, bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah untuk mendukung pertumbuhan otot. Namun, peningkatan sirkulasi darah ini kadang menimbulkan efek samping seperti pusing atau sesak napas.
👉 Tips: konsumsi dalam dosis yang dianjurkan (6–8 gram per hari) dan jangan melebihinya.
Apakah Pre-Workout Benar-Benar Dibutuhkan?
Jawaban singkatnya: tergantung kondisi fisik dan tujuan olahraga Anda.
-
Jika Anda seorang atlet atau rutin menjalani latihan berat dalam jangka panjang, suplemen pre-workout bisa membantu performa, energi, dan recovery.
-
Jika Anda hanya olahraga ringan atau sedang (misalnya jogging atau yoga), pre-workout tidak selalu diperlukan. Asupan makanan bergizi sudah cukup untuk mendukung aktivitas fisik.
-
Untuk pemula, sebaiknya mulai dari real food seperti pisang, oatmeal, roti gandum, atau protein shake sederhana 30–60 menit sebelum latihan. Ini lebih aman dan minim efek samping dibanding langsung mengonsumsi suplemen tinggi kafein.
Yang terpenting, selalu perhatikan komposisi suplemen sebelum mengonsumsinya. Coba dosis kecil terlebih dahulu, lalu evaluasi reaksi tubuh. Jika bermanfaat tanpa efek samping, bisa dilanjutkan. Namun jika menimbulkan ketidaknyamanan, lebih baik dihentikan.
Kesimpulan
Pre-workout bisa menjadi tambahan yang bermanfaat bagi sebagian orang, terutama mereka yang rutin melakukan olahraga intens atau membutuhkan energi ekstra. Manfaatnya mencakup peningkatan energi, fokus, metabolisme, hingga mendukung pertumbuhan otot.
Namun, penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan bisa menimbulkan efek samping, mulai dari gangguan pencernaan, rasa gelisah, hingga retensi air.
Jadi, apakah pre-workout wajib? Tidak. Anda bisa tetap sehat dan bugar tanpa suplemen pre-workout, selama pola makan dan gaya hidup sudah seimbang. Tetapi jika merasa butuh dorongan ekstra, pilih produk yang tepat, sesuaikan dosis, dan dengarkan sinyal dari tubuh Anda.***