Tools:
Powered by AdinJava

Fraktur: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatan Patah Tulang yang Wajib Diketahui

Table of Contents

Ilustrasi kaki diperban karena luka (Freepik)

Fraktur atau patah tulang adalah kondisi serius yang bisa dialami siapa saja akibat kecelakaan, olahraga, hingga osteoporosis. Simak jenis, penyebab, gejala, hingga cara mengobati patah tulang agar tidak berakibat fatal.


Apa Itu Fraktur?

Fraktur adalah istilah medis untuk patah tulang. Kondisi ini bisa berupa retakan kecil (retak rambut) hingga patah total yang membuat tulang terbelah menjadi beberapa bagian. Patah tulang bisa terjadi akibat benturan keras, jatuh, kecelakaan, hingga kondisi medis tertentu yang melemahkan tulang.

Menurut ahli ortopedi, fraktur dibagi menjadi dua kategori utama:

  1. Fraktur tertutup (simple fracture) – patah tulang yang tidak menembus kulit.

  2. Fraktur terbuka (compound fracture) – patah tulang yang menembus kulit hingga menyebabkan luka terbuka.

Fraktur terbuka biasanya lebih berbahaya karena berisiko menimbulkan infeksi serius. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami tanda-tanda patah tulang, sangat penting segera mendapatkan pertolongan medis.


Jenis-Jenis Patah Tulang (Fraktur)

Ada banyak jenis fraktur yang bisa dialami seseorang. Berikut penjelasan lengkapnya:

  1. Fraktur Avulsi
    Terjadi ketika tendon atau ligamen menarik sebagian tulang hingga terlepas. Umumnya dialami oleh atlet.

  2. Fraktur Komenutif
    Tulang hancur menjadi lebih dari dua bagian. Biasanya akibat kecelakaan parah seperti tabrakan mobil.

  3. Fraktur Kompresi
    Banyak dialami penderita osteoporosis, terutama di tulang belakang yang menjadi rapuh.

  4. Fraktur Dislokasi
    Gabungan antara sendi terkilir dan tulang patah. Biasanya memerlukan pembedahan.

  5. Fraktur Greenstick
    Sebagian tulang retak, tetapi tidak patah total. Umumnya terjadi pada anak-anak karena tulangnya masih elastis.

  6. Fraktur Garis Rambut (Stress Fracture)
    Retakan kecil akibat tekanan berulang, sering terjadi pada atlet pelari dan penari.

  7. Fraktur Impaksi
    Terjadi ketika dua ujung tulang saling menekan hingga pecah, misalnya akibat jatuh keras.

  8. Fraktur Longitudinal
    Retakan memanjang sepanjang sumbu tulang.

  9. Fraktur Oblik
    Tulang patah secara diagonal. Umumnya pada tulang panjang seperti paha.

  10. Fraktur Patologis
    Patah tulang akibat penyakit, misalnya osteoporosis atau kanker tulang.

  11. Fraktur Spiral
    Patah tulang akibat gerakan berputar atau terpelintir, sering terjadi saat olahraga.

  12. Fraktur Torus (Buckle)
    Tulang mengalami deformasi tapi tidak retak. Sering dialami anak-anak.

  13. Fraktur Transversal
    Patah tulang lurus melintang terhadap sumbu tulang akibat benturan keras.


Penyebab Patah Tulang

Patah tulang biasanya terjadi ketika tulang menerima tekanan lebih besar dari kemampuan menahannya. Beberapa penyebab umum antara lain:

  • Jatuh dari ketinggian atau terpeleset.

  • Kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan benturan keras.

  • Cedera olahraga akibat aktivitas fisik berlebihan.

  • Kondisi medis tertentu seperti osteoporosis yang membuat tulang rapuh.

  • Trauma berat misalnya akibat ledakan atau tembakan.


Gejala Fraktur yang Harus Diwaspadai

Gejala patah tulang bisa berbeda, tergantung tingkat keparahannya. Namun, tanda umum meliputi:

  • Nyeri hebat di area cedera.

  • Bengkak, memar, atau kemerahan.

  • Kesulitan menggerakkan atau menahan beban pada area yang patah.

  • Deformitas (bentuk tulang terlihat tidak normal).

  • Bunyi "krek" saat tulang patah.

  • Perdarahan, terutama jika fraktur terbuka.

  • Dalam kasus parah, tulang bisa terlihat menembus kulit.

Jika muncul gejala-gejala tersebut, segera cari bantuan medis untuk mencegah komplikasi.


Cara Dokter Mendiagnosis Fraktur

Diagnosis fraktur dilakukan dengan kombinasi pemeriksaan fisik dan tes pencitraan.

  • Pemeriksaan fisik – dokter mengecek area cedera, bengkak, dan deformitas.

  • Rontgen (X-ray) – metode utama untuk melihat patahan tulang.

  • MRI atau CT scan – dilakukan jika rontgen tidak cukup jelas atau jika dicurigai ada kerusakan jaringan lunak.


Pengobatan Patah Tulang

Pengobatan fraktur bertujuan untuk mengembalikan posisi tulang ke tempat semula, menjaga agar tetap stabil, dan membantu penyembuhan. Beberapa metode yang digunakan antara lain:

  1. Imobilisasi dengan gips atau bidai
    Menjaga posisi tulang agar tidak bergerak hingga sembuh.

  2. Traksi (katrol)
    Jarang digunakan, tetapi efektif untuk menjaga tulang tetap lurus pada kasus tertentu.

  3. Operasi (pembedahan)
    Dilakukan pada fraktur kompleks, misalnya menggunakan sekrup, pelat logam, atau pen stabil.

  4. Obat-obatan
    Untuk mengurangi nyeri, mencegah infeksi (jika fraktur terbuka), dan mempercepat pemulihan.

  5. Fisioterapi
    Diperlukan setelah tulang mulai pulih untuk mengembalikan kekuatan otot dan fungsi gerak.


Pencegahan Patah Tulang

Mencegah fraktur lebih baik daripada mengobatinya. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  1. Konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D – misalnya susu, keju, ikan, dan sayuran hijau.

  2. Aktivitas fisik rutin – olahraga seperti jalan cepat, berlari, atau latihan beban dapat memperkuat tulang.

  3. Berjemur di bawah sinar matahari pagi – membantu tubuh memproduksi vitamin D.

  4. Hindari merokok dan alkohol – keduanya dapat memperburuk kesehatan tulang.

  5. Waspada saat menopause – wanita rentan osteoporosis setelah menopause, sehingga perlu lebih memperhatikan asupan kalsium.


Kesimpulan

Fraktur atau patah tulang adalah kondisi medis yang serius, bisa disebabkan oleh trauma, olahraga, maupun penyakit seperti osteoporosis. 

Ada banyak jenis fraktur, mulai dari yang ringan seperti garis rambut hingga yang berbahaya seperti fraktur terbuka.

Penanganan medis yang cepat sangat penting agar tulang bisa kembali berfungsi normal dan terhindar dari komplikasi. 

Selain itu, menjaga kesehatan tulang dengan nutrisi, olahraga, dan gaya hidup sehat merupakan langkah utama mencegah patah tulang di kemudian hari.***