Benarkah Radang Usus Buntu Bisa Diturunkan? Ini Fakta dan Cara Pencegahannya

SERKIT SEHAT - Salah satu gangguan pencernaan yang cukup sering terjadi adalah radang usus buntu (apendisitis). Penyakit ini dapat menimbulkan nyeri perut hebat hingga membuat penderitanya harus menjalani operasi.
Di masyarakat, berkembang anggapan bahwa usus buntu bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Namun, apakah benar demikian? Mari kita bahas lebih dalam berdasarkan penelitian dan pandangan medis.
Apakah Usus Buntu Dipengaruhi Faktor Keturunan?
Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa sekitar 40% anak dari keluarga dengan riwayat usus buntu juga mengalami kondisi serupa. Menariknya, 20% di antaranya terjadi sejak usia anak-anak.
Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa faktor lingkungan juga sangat berperan. Contohnya:
-
Pola makan rendah serat.
-
Kebiasaan gaya hidup tidak sehat.
-
Lingkungan yang kurang bersih.
Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan risiko radang usus buntu dalam sebuah keluarga.
Peran Genetik dalam Penyakit Usus Buntu
Walaupun lingkungan punya pengaruh besar, faktor keturunan tetap tidak bisa diabaikan. Penelitian lain mengungkap:
-
Jika orang tua pernah mengalami usus buntu, risiko anak meningkat hingga 21%.
-
Jika penderita berasal dari keluarga tingkat kedua (misalnya paman atau kakek), risiko meningkat sekitar 12%.
Pakar kesehatan menduga hal ini berhubungan dengan sistem antigen leukosit (HLA) yang memengaruhi respons tubuh terhadap infeksi.
Selain itu, golongan darah juga disebut berpengaruh. Misalnya, orang dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi dibanding mereka yang bergolongan darah O.
Cara Mencegah Radang Usus Buntu
Berita baiknya, risiko radang usus buntu bisa ditekan dengan pola hidup sehat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Perbanyak Konsumsi Serat
Serat berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Kekurangan serat bisa memicu sembelit, yang menjadi salah satu penyebab utama radang usus buntu.
Sumber serat terbaik:
-
Sayuran hijau.
-
Buah segar.
-
Biji-bijian utuh.
2. Cukupi Vitamin A dan D
Vitamin A dan D terbukti meningkatkan fungsi sel darah putih dalam melawan infeksi. Dengan kebutuhan vitamin yang cukup, risiko radang usus buntu dapat berkurang.
3. Minum Air Putih yang Cukup
Dehidrasi bisa membuat kotoran menjadi keras sehingga memicu sembelit. Minumlah minimal 8 gelas atau 2 liter air setiap hari agar pencernaan tetap lancar.
4. Jangan Menunda BAB
Kebiasaan menahan buang air besar bisa membuat tinja mengeras, memperbesar risiko sembelit, dan akhirnya memicu infeksi pada usus buntu.
Radang usus buntu memang memiliki kaitan dengan faktor genetik, tetapi faktor lingkungan dan gaya hidup tetap memegang peran penting.
Jika orang tua memiliki riwayat penyakit ini, risiko anak memang lebih tinggi. Namun, hal tersebut bisa diminimalkan dengan pola makan sehat, cukup serat, konsumsi vitamin, banyak minum air putih, dan kebiasaan BAB teratur.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini, risiko terkena radang usus buntu bisa ditekan secara signifikan.***