11 Bahaya Menahan BAB, Bisa Picu Penyakit Serius, Waspadai Dampaknya
![]() |
Bahaya Menahan BAB - gambar http://www.shutterstock.com/ |
Kesehatan, serkit-sehat – Menahan buang air besar (BAB) memang kadang terpaksa dilakukan, misalnya saat perjalanan jauh, rapat penting, atau sulit menemukan toilet yang bersih.
Namun, jika kebiasaan ini terlalu sering dilakukan, risikonya bisa sangat berbahaya. Mulai dari sembelit, ambeien, hingga kanker usus besar, semua bisa muncul akibat sering menunda BAB.
Lalu, apa saja dampak menahan BAB bagi kesehatan? Berikut penjelasannya.
Mengapa Menahan BAB Bisa Berbahaya?
Secara alami, tubuh memberi sinyal ketika feses sudah siap dikeluarkan. Jika sinyal itu diabaikan dan Anda menahan BAB, feses akan terus tertahan di dalam usus besar. Semakin lama dibiarkan, feses akan kehilangan air, menjadi keras, dan sulit dikeluarkan.
Kondisi ini bukan hanya mengganggu sistem pencernaan, tetapi juga bisa menimbulkan masalah kesehatan yang jauh lebih serius.
Dampak Buruk Menahan BAB
1. Sembelit
Efek pertama dan paling umum dari menahan BAB adalah sembelit. Feses yang kering dan keras akan membuat BAB menjadi sulit dan terasa sakit. Jika sering terjadi, sembelit bisa memicu masalah lain seperti ambeien atau robekan kecil di anus (fisura anal).
2. Ambeien (Hemoroid)
Sembelit kronis dapat memicu ambeien, yaitu pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus. Gejalanya berupa nyeri, gatal, hingga pendarahan saat BAB. Kondisi ini mengganggu aktivitas harian dan jika tidak diatasi bisa semakin parah hingga memerlukan tindakan medis.
3. Obstruksi Usus
Ketika feses terlalu keras, usus bisa mengalami penyumbatan atau obstruksi. Kondisi ini membuat makanan dan cairan sulit melewati saluran pencernaan. Gejalanya berupa kram perut, muntah, hingga perut terasa penuh dan kembung. Pada kasus berat, operasi mungkin diperlukan.
4. Kanker Usus Besar
Meski jarang disadari, menahan BAB berulang kali dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Feses yang tertahan terlalu lama membuat racun di dalamnya bersentuhan dengan dinding usus lebih lama, sehingga dapat memicu peradangan kronis. Dalam jangka panjang, ini bisa berkembang menjadi kanker.
5. Komplikasi Sistemik
Dalam kasus tertentu, menahan BAB bisa menimbulkan komplikasi serius seperti gangguan peredaran darah, masalah jantung, hingga kram parah. Komplikasi semacam ini lebih berisiko pada lansia, orang yang jarang bergerak, atau mereka yang mengonsumsi obat tertentu seperti opioid. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa fatal.
6. Fisura Anal
Fisura anal adalah luka atau robekan kecil pada jaringan tipis di sekitar anus. Feses yang keras akibat menahan BAB membuat kondisi ini lebih mudah terjadi. Gejalanya berupa nyeri hebat saat BAB, perdarahan, hingga kejang otot anus. Pada beberapa kasus, tindakan medis atau operasi diperlukan.
7. Impaksi Tinja
Jika feses terlalu keras dan menumpuk di usus besar, bisa terjadi kondisi yang disebut impaksi tinja. Gejalanya termasuk sakit perut, rasa penuh, dan kesulitan BAB meski ada dorongan. Jika dibiarkan, impaksi tinja bisa merusak usus dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
8. Infeksi Bakteri
Feses yang lama tertahan bisa menyebabkan penumpukan racun dan memicu infeksi pada usus. Selain itu, luka kecil akibat fisura anal bisa menjadi pintu masuk bakteri, sehingga meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut.
9. Prolaps Rektum
Sembelit kronis juga bisa membuat rektum meregang dan menonjol keluar melalui anus. Kondisi ini disebut prolaps rektum. Gejalanya berupa nyeri, perdarahan, dan rasa tidak nyaman. Penanganannya bisa dengan terapi khusus hingga operasi, tergantung tingkat keparahan.
10. Megarectum
Menahan BAB dalam waktu lama dapat menyebabkan megarectum, yaitu pelebaran abnormal pada rektum akibat konstipasi kronis. Penderitanya biasanya harus mengonsumsi obat pencahar secara rutin, bahkan kadang diperlukan tindakan operasi.
11. Risiko Kematian
Kasus ekstrem dari kebiasaan menahan BAB adalah kematian. Jika tinja pecah dan bocor ke rongga perut, bakteri bisa menimbulkan infeksi parah yang mengancam jiwa.
Sebuah penelitian pada 2015 menunjukkan, penumpukan tinja dapat meningkatkan jumlah bakteri di usus dan menyebabkan peradangan jangka panjang. Hal ini juga meningkatkan risiko kanker, radang usus buntu, dan memperparah wasir.
Tips Menahan BAB Saat Keadaan Darurat
Kadang-kadang menahan BAB memang tidak terhindarkan, misalnya saat di perjalanan atau tidak menemukan toilet. Dalam kondisi darurat, Anda bisa melakukan hal berikut:
-
Kencangkan otot pantat agar otot rektum tetap menahan dorongan.
-
Hindari posisi jongkok. Cobalah berdiri atau berbaring untuk “menipu” tubuh agar tidak segera BAB.
-
Tetap tenang. Panik hanya akan membuat dorongan BAB semakin kuat.
Namun, tips ini hanya boleh dilakukan sesekali. Begitu ada kesempatan, segera ke toilet untuk menghindari masalah kesehatan.
Cara Mencegah Dampak Menahan BAB
Agar kesehatan pencernaan tetap terjaga, biasakan untuk tidak menunda BAB. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
-
Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian.
-
Minum cukup air setiap hari untuk mencegah feses mengeras.
-
Rutin berolahraga agar pergerakan usus tetap aktif.
-
Atur pola makan secara teratur untuk mendukung metabolisme tubuh.
-
Segera ke toilet begitu ada dorongan BAB, jangan ditunda.
Kesimpulan
Menahan BAB bukanlah kebiasaan sepele. Jika dilakukan terlalu sering, dampaknya bisa sangat berbahaya—mulai dari sembelit, ambeien, hingga risiko kanker usus besar.
Tubuh sudah dirancang untuk mengeluarkan kotoran sesuai waktunya. Jadi, jangan abaikan sinyal alami itu. Begitu ada dorongan untuk BAB, segera cari toilet agar kesehatan pencernaan tetap terjaga dan Anda terhindar dari risiko serius di kemudian hari.