Bersin: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Mengatasinya
Kesehatan, serkit-sehat – Banyak orang menganggap bersin hanya reaksi kecil yang tidak perlu dikhawatirkan. Padahal, bersin adalah mekanisme alami tubuh yang sangat penting untuk melindungi saluran pernapasan dari kuman, debu, dan partikel asing lainnya.
Sekali bersin, udara yang keluar dari tubuh bisa melaju hingga lebih dari 160 km/jam. Itulah sebabnya bersin sangat efektif untuk “mengusir” zat pengganggu dari hidung maupun tenggorokan.
Meski normal, bersin yang muncul terlalu sering hingga mengganggu aktivitas sehari-hari bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan. Mari kita bahas secara menyeluruh mulai dari penyebab, klasifikasi, gejala, komplikasi, hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Bersin?
Bersin merupakan respons refleks tubuh ketika rongga hidung teriritasi oleh debu, kuman, alergen, atau zat asing lain. Proses ini terjadi saat saraf di hidung mendeteksi gangguan, lalu otak memerintahkan otot dada, perut, tenggorokan, hingga kelopak mata bekerja sama untuk menghasilkan hembusan udara kuat melalui hidung.
Dengan kata lain, bersin adalah bentuk pertahanan alami tubuh agar saluran pernapasan tetap bersih dan sehat.
Penyebab Bersin
Bersin bisa dipicu oleh banyak faktor, mulai dari hal ringan hingga kondisi medis tertentu. Berikut beberapa penyebab yang paling sering terjadi:
1. Alergi
Alergi adalah penyebab paling umum. Sistem kekebalan tubuh salah mengenali debu, serbuk sari, atau bulu hewan sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh melepaskan histamin yang memicu bersin, pilek, hingga hidung tersumbat.
2. Iritan
Paparan asap rokok, polusi, parfum, atau debu dapat memicu bersin. Bahkan, makanan pedas, perubahan hormon, hingga stres juga bisa menjadi pemicunya.
3. Infeksi
Infeksi saluran pernapasan akibat virus (flu, rhinovirus, adenovirus) maupun bakteri (sinusitis) bisa menimbulkan bersin berkepanjangan. Kondisi ini biasanya lebih mudah menyerang orang dengan daya tahan tubuh rendah.
4. Aktivitas Fisik
Olahraga berat dapat menyebabkan hiperventilasi. Hidung dan mulut menjadi kering, sehingga tubuh merespons dengan mengeluarkan cairan dan memicu bersin.
5. Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti pil KB, beta-blocker, antidepresan, hingga dekongestan nasal, memiliki efek samping berupa rhinitis yang disertai bersin.
6. Sinar Matahari
Sebagian orang mengalami photic sneeze reflex, yaitu bersin saat terpapar cahaya matahari terang. Kondisi unik ini biasanya berkaitan dengan faktor genetik.
7. Aktivitas Seksual
Meski jarang, ada orang yang bersin setelah orgasme karena reaksi sistem saraf otonom.
Klasifikasi Bersin
Secara medis, bersin dibagi menjadi dua kategori berdasarkan frekuensinya:
-
Intermiten (kadang-kadang): Gejala muncul kurang dari 4 hari per minggu atau berlangsung kurang dari 4 minggu.
-
Persisten (menetap): Gejala terjadi lebih dari 4 hari per minggu atau lebih dari 4 minggu.
Dari segi tingkat keparahan rhinitis alergi, bersin juga terbagi menjadi:
-
Ringan: Tidak sampai mengganggu aktivitas, tidur, atau pekerjaan.
-
Sedang-berat: Bersin disertai gangguan tidur, aktivitas harian, hingga kualitas hidup.
Gejala Bersin yang Perlu Diwaspadai
Bersin sebenarnya adalah hal normal, terutama ketika terpapar debu dalam jumlah besar. Namun, bila bersin terjadi terlalu sering, bisa jadi itu gejala patologis. Tanda-tandanya antara lain:
-
Bersin lebih dari 5 kali berturut-turut.
-
Ingus encer keluar berlebihan.
-
Hidung terasa tersumbat dan gatal.
-
Mata gatal atau berair (lakrimasi).
Jika gejala ini berlangsung terus-menerus, sebaiknya konsultasikan ke dokter THT untuk mencari tahu penyebab pastinya.
Komplikasi Akibat Bersin Berlebihan
Bersin yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
-
Polip hidung – pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rongga hidung.
-
Sinusitis paranasal – peradangan atau infeksi pada sinus.
-
Otitis media – infeksi telinga tengah, sering terjadi pada anak-anak.
-
Asma bronkial – penderita alergi hidung punya risiko lebih tinggi terserang asma.
-
Gangguan kualitas hidup – kelelahan, lesu, dan mengantuk akibat reaksi alergi berulang.
Cara Mengatasi Bersin
Langkah paling penting untuk mengatasi bersin adalah mengenali dan menghindari pemicunya. Jika bersin sudah mengganggu, beberapa pilihan pengobatan berikut bisa dipertimbangkan:
-
Antihistamin: Obat untuk meredakan gejala alergi. Contoh: cetirizine, loratadine.
-
Suntikan alergi (imunoterapi): Paparan alergen dosis kecil secara berkala untuk melatih tubuh agar tidak bereaksi berlebihan.
-
Semprotan hidung atau obat antivirus: Diberikan bila penyebabnya adalah flu atau infeksi virus.
-
Terapi resep dokter: Pada kasus rhinitis berat, dokter dapat memberikan steroid nasal atau obat khusus lainnya.
Cara Mencegah Bersin
Selain obat-obatan, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah bersin:
-
Menjaga kelembapan udara
Gunakan humidifier agar udara tidak terlalu kering. -
Membersihkan rumah secara rutin
Ganti sprei dan sarung bantal minimal seminggu sekali, bersihkan kipas angin dan AC, serta hindari menumpuk barang di kamar. -
Menjaga kebersihan diri
Biasakan mandi setelah beraktivitas di luar rumah dan segera ganti pakaian.
Kesimpulan
Bersin adalah reaksi alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari partikel asing. Meski umumnya normal, bersin yang berlebihan bisa menandakan adanya alergi, infeksi, atau kondisi kesehatan lain.
Kuncinya adalah mengenali pemicu, mencegah paparan, serta melakukan pengobatan bila diperlukan. Jika bersin disertai gejala berat atau mengganggu aktivitas harian, segera periksakan diri ke dokter THT. Dengan pola hidup bersih dan sehat, bersin tidak lagi jadi masalah besar dalam kehidupan sehari-hari.