Tools:
Powered by AdinJava

Gangguan Somatoform: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya

Table of Contents
gangguan-somatoform-doktersehat

Kesehatan, serkit-sehat – Gangguan somatoform merupakan kondisi psikologis yang memunculkan keluhan fisik seperti rasa sakit, kelelahan, atau gangguan tubuh lainnya, padahal tidak ditemukan penyebab medis yang jelas.

Kondisi ini kerap menimbulkan kebingungan, baik bagi penderita maupun tenaga medis. Untuk itu, penting memahami apa itu gangguan somatoform, penyebab, jenis, gejala, hingga pengobatan yang bisa dilakukan.


Apa Itu Gangguan Somatoform?

Gangguan somatoform, atau somatic symptom disorder, adalah gangguan mental yang memicu timbulnya satu atau lebih gejala fisik pada tubuh. Gejala tersebut bisa berupa nyeri, gangguan pencernaan, rasa lelah, hingga keluhan saraf.

Berbeda dengan penyakit fisik biasa, gejala pada somatoform sering tidak bisa dijelaskan secara medis, atau bila ada, tidak sesuai dengan tingkat keparahan yang dirasakan.

Penderita biasanya terfokus berlebihan pada gejala yang muncul sehingga menimbulkan stres, rasa cemas, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari. Yang perlu dipahami, kondisi ini bukan pura-pura sakit, melainkan gejala yang nyata meski lebih banyak dipengaruhi faktor psikologis.


Faktor Penyebab Gangguan Somatoform

Hingga saat ini, penyebab pasti gangguan somatoform belum diketahui. Namun, sejumlah faktor diyakini dapat meningkatkan risiko, antara lain:

  • Genetik dan biologis: Beberapa orang memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap rasa sakit.

  • Pengaruh keluarga: Lingkungan keluarga yang terlalu fokus pada penyakit dapat menanamkan pola pikir tertentu sejak kecil.

  • Kepribadian negatif: Orang yang pesimis atau mudah cemas lebih rentan mengalaminya.

  • Kesulitan mengekspresikan emosi: Emosi yang terpendam kerap muncul dalam bentuk keluhan fisik.

  • Perilaku yang dipelajari: Dalam sebagian kasus, gejala fisik bisa menjadi cara untuk menarik perhatian atau menghindari tanggung jawab.


Jenis-Jenis Gangguan Somatoform

Gangguan somatoform terbagi menjadi beberapa bentuk. Berikut jenis yang paling umum:

  1. Gangguan Somatisasi – Muncul sebelum usia 30 tahun, berlangsung lama, dan ditandai dengan banyak keluhan mulai dari nyeri tubuh hingga gangguan seksual.

  2. Undifferentiated Somatoform Disorder – Gejala berlangsung minimal 6 bulan tanpa penyebab medis, tetapi tidak memenuhi kriteria somatisasi.

  3. Gangguan Konversi – Menimbulkan keluhan saraf seperti kelumpuhan atau kebutaan tanpa bukti medis jelas.

  4. Gangguan Nyeri – Nyeri kronis yang sulit dijelaskan secara medis, dipengaruhi oleh faktor psikologis.

  5. Hipokondriasis – Rasa takut berlebihan memiliki penyakit serius meski pemeriksaan medis normal.

  6. Body Dysmorphic Disorder – Terobsesi dengan kekurangan fisik yang sebenarnya normal.

  7. Gangguan Somatoform Tak Spesifik – Berbagai keluhan fisik yang tidak masuk kategori lain, termasuk gangguan kecemasan terkait kesehatan.


Gejala Gangguan Somatoform

Keluhan fisik yang dialami penderita berbeda-beda, di antaranya:

  • Nyeri tubuh berkepanjangan

  • Kelelahan meski sudah cukup istirahat

  • Masalah pencernaan seperti mual atau diare

  • Kesemutan atau mati rasa

  • Gangguan fungsi seksual

Selain itu, penderita sering menunjukkan pola pikir dan perilaku berikut:

  • Khawatir berlebihan terhadap kesehatan

  • Sensasi tubuh normal dianggap tanda penyakit berbahaya

  • Sering berpindah dokter karena merasa pengobatan tidak memadai

  • Menghindari aktivitas fisik karena takut memperparah gejala

  • Terlalu sering memeriksa kondisi tubuh sendiri


Bagaimana Diagnosis Ditegakkan?

Diagnosis gangguan somatoform dilakukan dengan pemeriksaan medis menyeluruh untuk memastikan tidak ada penyakit fisik. Jika tidak ditemukan penyebab medis, pasien akan dirujuk ke psikiater atau psikolog.

Proses diagnosis biasanya meliputi:

  • Evaluasi psikologis terkait gejala dan riwayat pasien

  • Pengisian kuesioner untuk menilai kecemasan

  • Penelusuran riwayat keluarga terkait kesehatan mental

  • Kriteria DSM-5 yang menegaskan gejala harus berlangsung lebih dari 6 bulan dan mengganggu kehidupan sehari-hari


Pilihan Pengobatan Gangguan Somatoform

Pengobatan difokuskan pada pengendalian gejala, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

1. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT) terbukti efektif. Pasien diajak untuk:

  • Mengubah pola pikir negatif terkait kesehatan

  • Mengurangi kecemasan dan stres

  • Mengatur respons terhadap rasa sakit

  • Memperbaiki fungsi sosial, pekerjaan, dan hubungan keluarga

Selain CBT, terapi keluarga juga bermanfaat agar orang terdekat bisa memberikan dukungan yang tepat.

2. Obat-Obatan

Dokter mungkin meresepkan:

  • Antidepresan, untuk mengurangi depresi dan kecemasan

  • Obat anti-kecemasan, bila diperlukan dengan pengawasan ketat

Penggunaan obat biasanya dikombinasikan dengan terapi psikologis. Hasil pengobatan tidak instan dan membutuhkan konsistensi.


Tips Hidup dengan Gangguan Somatoform

Bagi penderita, menjalani hidup dengan gangguan ini tidak mudah. Rasa frustrasi sering muncul karena dianggap berlebihan atau mencari perhatian. Padahal, keluhan yang dialami benar-benar nyata.

Beberapa langkah yang bisa membantu antara lain:

  • Menjalani aktivitas harian secara teratur

  • Melakukan relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam

  • Konsisten mengikuti terapi dan pengobatan

  • Tidak berlebihan mencari informasi medis di internet


Kesimpulan

Gangguan somatoform adalah masalah kesehatan mental serius yang memunculkan gejala fisik tanpa penyebab medis jelas. Meski sering disalahpahami, kondisi ini nyata dan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Penanganan yang tepat melalui diagnosis medis, psikoterapi, penggunaan obat-obatan, serta dukungan keluarga dan lingkungan sosial menjadi kunci pemulihan. Dengan pemahaman yang baik, stigma terhadap penderita bisa dikurangi dan mereka bisa menjalani hidup dengan lebih berkualitas.